Sukalillah Cimande - Kampung Heroik di Ciamis

PERANG Dunia II yang berlangsung 1 September 1939 sampai 2 September 1945, meninggalkan jejak istimewa di kampung Sukalillah atau Cimande, Desa Janggala, Kecamatan Cidolog, Kabupaten Ciamis.Hingga saat ini selalu menjadi perbincangan yang segar. Baik di kalangan tua mau pun muda. Peristiwa-peristiwa penting masih terekam dalam cerita warga kampung itu.Kegetiran masa perang, diceritakan kembali dengan riang. Lumrah bila generasi muda di kampung Cimande masih mengetahui fragmen masa silam pada zaman perang itu.

Kampung Heroik di Ciamis


Seorang pemuda warga setempat, Ipan Zulkipri, berkisah dengan fasih peristiwa genting saat tentara Belanda merangsek ke kampung itu. Dia bercerita dengan gembira, terutama saat tentara Belanda kocar-kacir karena tertipu suara yang menyerupai tembakan senjata mesin.

"Padahal, suara itu sumbernya dari lemparan tanah yang dikepal-kepal ke arah hutan bambu. Benturan dengan bambu-bambu tingparalak. Nah itulah yang dianggap tentara Belanda suara senjata berat," tutur Ipan sambil tertawa.

Diduga kuat, karena kejadian itu, kawasan Cimande pun menjadi sasaran bom dan martir. Serpihan bom dan martil pernah ditemukan, seorang warga Cimande. Sebut saja Asep Rizal. Saat duduk di bangku kelas dua Sekolah Dasar (tahun 1985-an), dia pernah meraba besi tua yang ditemukan almarhum bapaknya di kolam ikan. Bentuknya bulat agak lonjong, di dalamnya telah kosong sebesar tabung gas isi 12 kilogram. 

"Warna besi itu hitam berkarat dan katanya itu adalah bekas bom yang tidak meledak ketika pesawat sekutu membombardir kampung Sukalillah Desa Janggala Kecamatan Cidolog Kabupaten Ciamis Jawa Barat, sekitar tahun 1946-1947 (mungkin ketika tentara Nica dan sekutunya telah mengambil alih kekuasaan dari dominasi tentara Jepang yang telah menipu Indonesia yang mengaku 'saudara tua'," katanya.

Irpan berpandangan senada dengan Asep. Sedikitnya, ada jejak yang bisa ditelusuri. Salahsatunya, ada blok yang dinamai Urug, tempat dibangun SD Janggala II sekarang.
Di blok Urug ada telaga atau situ. Orang menyebutnya Situ Bah Oyon. Kolam besar itu disebut-sebut, bekas bom yang dijatuhkan di kampung itu. Lobang besar bekas bom ditemukan pula di Situ Tengah, lokasinya dekat masjid dan sumber mata air.

Sampai sekarang cerita itu terus hidup. Disampaikan secara turun-temurun. Selain kisah yang getir ada pula yang lucu. Akibat hantaman bom, kebun bambu berpindah tempat. Rupanya, waktu itu ada orang yang sedang mengambil bambu. Dia turut terlempar. "Namun, alhamdulillah selamat," ujar Irpan.Cerita asal-muasal kampung Cimande yang menggairahkan. Toponim yang heroik.