Koran Pertama di Tasikmalaya

SORA Merdika (SM) bukan koran biasa. Lahir pada saat yang tepat. Membaca jaman. Koran berbahasa Sunda yang dinahkodai Moh. Sanoesi itu disebut-sebut koran berbahasa Sunda pertama. Terbit perdana tanggal 1 Mei 1920 di Tasikmalaya. Jauh-jauh hari sebelum kemerdekaan bangsa ini dideklarasikan.

Koran Pertama di Tasikmalaya


Tasikmalaya menjadi panggung penting di pentas Indonesia. Kehadiran media massa yang tumbuh subur sejak tahun 1920-an bukti penting yang tak bisa diabaikan. SM, menandai lahirnya kebangsaan Indonesia. Jejak intelektual yang terekam dalam teks.

Terungkap dengan jelas pada halaman pertama koran itu, alamat redaksi “Galoenggoeng Drukkerij” Tasikmalaja. Sedangkan untuk urusan administrasi sirkulasi, keuangan, dan iklan dipusatkan di Kopoweg 16 Bandoeng. Jajaran redaksi terpampang jelas. Pemimpin Redaksi, Moh. Sanoesi dibantu para redaktur, H.A. Salim, A. Moeis, Alimin, Marco, S. Goenawan, dan Sardjono.

Terbit setiap hari kecuali hari Jumat dan Minggu. SM sudah mememenuhi dasar-dasar media pada jamannya. Koran itu secara berkala disebarluaskan kepada khalayak luas. Dikelola dengan serius. Sejak tahun pertama, terbit secara berkesinambungan. Sekalipun disebut-sebut sebagai organ Serikat Islam (SI), namun konten yang disuguhkan bersifat umum dan memuat perkembangan mutakhir yang menjadi buah bibir masyarakat ketika itu. Artinya, SM memenuhi karakteristik media massa. Lantaran tersebar luas (publisitas), menyampaikan pesan umum (universalitas), terjaga ritma waktu terbitnya (periodisitas), berkesinambungan (kontinuitas), dan berisi hal baru (aktualitas) .

SM menyuarakan kemerdekaan dengan bahasa Sunda yang lugas dan tegas. Kemahiran berbahasa Moh. Sanoesi mewarnai surat kabar yang digawanginya. Sekaligus menandai latar sejarah pergerakan nasional untuk memperbaiki kehidupan rakyat .

Koran perjuangan diakui tidak mengedepankan aspek komersial. Sumber kehidupan sangat mengandalkan para pembaca yang berlangganan. Periklanan kurang diperhatikan, bahkan umumnya lemah. Kendala lain, pluralisme aliran politik yang dominan menjadi salahsatu penghambat tumbuhnya koran independen yang bersirkulasi luas pada masa lalu .

Pihak manajemen SM sudah mewanti-wanti diri, agar koran itu bisa berumur panjang. Pada Edisi 15, Selasa 10 Agustus 1920 Tahun I, dilayangkan surat untuk para pelanggan. Imbauan agar para pembaca proaktif membayar langganan tanpa harus dijemput penagih.